Unicorn adalah salah satu makhluk mitos paling terkenal yang tampaknya ada di banyak kebudayaan. Di Barat, unicorn digambarkan sebagai kuda putih yang ramping dan cantik dengan tanduk melengkung di dahinya. Unicorn hanya muncul di hati yang murni menurut beberapa legenda, yang mungkin mengapa begitu sedikit dari kita yang pernah melihatnya. Meskipun perilaku dan penampilan unicorn bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, sering dianggap liar dan liar di dunia Barat, sedangkan di Timur itu lembut, damai, dan dikatakan membawa keberuntungan.
Di Barat, unicorn disebutkan oleh dokter Yunani dan sejarawan Persia dan India, Ctesias, pada tahun 398 SM. Menurutnya, unicorn hidup di India. Ctesias menggambarkan makhluk ini sebagai “keledai liar sebesar kuda, bahkan lebih besar lagi, dengan kepala merah, badan putih, mata biru. – panjang meter”. Dikatakan juga bahwa tanduk itu berwarna putih di pangkalnya, coklat tua atau hitam di tengahnya dan memiliki ujung yang merah dan tajam. Orang percaya bahwa tanduk itu memiliki kekuatan penyembuhan. Itu menjadi mode di kalangan raja dan bangsawan. Pada Abad Pertengahan, cangkir minum yang terbuat dari tanduk kerbau dianggap mengandung racun.
Di Cina, unicorn disebut Qilin atau Chilin / Kilin. Unicorn Cina dianggap sebagai salah satu dari empat hewan suci: Qilin, Phoenix, Naga, dan Kura-kura. Qilin juga dianggap sebagai makhluk dengan kekuatan dan kebijaksanaan yang besar. Penampilannya selalu dianggap sebagai pertanda keberuntungan. Orang Cina percaya bahwa Qilin hanya dapat muncul ketika ada penguasa yang bijak dan baik hati atau ketika penguasa besar ini meninggal atau lahir.
Di Barat, unicorn adalah simbol kekuatan, akal, daya tahan, kebijaksanaan, kesabaran, dan keceriaan. Itu juga mewakili harapan, kemurnian, rahmat dan cinta. Di Tiongkok, makhluk suci ini merupakan simbol keberuntungan, perlindungan, dan kebijaksanaan.